Jumat, 24 Februari 2017

Almost (is never enough).


We were just stars at 
the edge of neighboring galaxies,
just about to collide,
but passed by each other
never touching,
yet feeling the stardust
in each others' wake

-Nikita Gill

Hampir Saja

Perihal bunga yang terpotong sebelum sempat melar mekar
serta daun gugur jatuh kerap pergi membumbung tanpa mencium
Adapun cerita lama bola angkasa yang tak kunjung kelar
Mereka bahkan tak punya indera untuk sekedar saling kagum

Sayang, padahal ada lusinan probabilitas menyebar
apakah mekar kembang bisa senantiasa berbinar?
Kalau saja daun sampai hati mencumbu rumput
mampukah mereka larut diaduk kadar emosi terpatut?
Dan jika bola padat gas tampil pada satu panggung
niscaya keabsahan rindu bakal berhenti terpancung

Namun cerita selalu ada berbagai sisi
Semua sesi punya masing masing kisi
Jadi berhenti bermain dengan ilusi
Tolong dicernai sebab primer hati hampa isi

Bunga tetaplah belum sempat mekar
serta daun gugur hanya pergi membumbung
Matahari dan bulan mustahil satu panggung
Bola gas mana punya hati buat saling kagum

Bolehlah mengandai dengan jiwa melandai
Walau jarak hanya tinggal selebar helaian
Anggaplah jumputan rasa itu sudah melambai
Tetap saja takkan terjadi titik pencapaian
Frekuensi kita mungkin hampir menyentuh persinggungan
Tapi mereka membelok enggan bersentuhan,
apa boleh buat.




cr : source

February 24, 2017
Candisa Azzahra



2 komentar:

Unknown mengatakan...

perasaan puisimu itu pasti ada ilmiah2nya gitu :3

Candisa Azzahra mengatakan...

Tanpa aku sadarin setiap aku nulis puisi jadinya gitu wkwk. Mungkin kata kata terpengaruh dari buku yang kita baca.

Posting Komentar