Every human has its own deepest secret.
Yang Tertumpuk di Hati
Ada jutaan partikel berdesak
sudah siap buncahkan kelak
saling meliar timpa menjinak
bunyikan gesek jantung terisak
Dari dalam bisik menyeru
menangis tertangis pilu
Banyak sekali hal hal keliru
tertahan mulut nan ngilu
Lemparan sampah mendarat
terselip-selip di banyak jejak
Mereka pikir aku tak lihat?
muka dua si pengrusak
Gelombang tertahan paksa ditahan
Kupukul dia dengan pelik senyuman
yang hanya mampu buat menunda
dan luka darah tetap melanda
Perkara itu tercermin visual
menggebu berakar radikal
sebutkan kalimat sial
menghujam lukaku kental.
Cakar Dengki
Biarkan aku berdiri tegap
menantang badai kalap
taklukkan dalam lelap
lalu menyala di dalam gelap
Biarkan aku kepakkan sayap!
Lekaskan aku pergi
Kan kucari api putih
biar lepas raga ini
agar bebas jiwa ini
Keluar dari cengkramanmu,
si rasa dengki.
menantang badai kalap
taklukkan dalam lelap
lalu menyala di dalam gelap
Biarkan aku kepakkan sayap!
Lekaskan aku pergi
Kan kucari api putih
biar lepas raga ini
agar bebas jiwa ini
Keluar dari cengkramanmu,
si rasa dengki.
June, 19, 2016
Candisa
Candisa
5 komentar:
Api dan gelap :3 puisi terakhirmu agak2 mirip dgn puisiku dulu
I didn't see that similiarities, tbh...
Lupa mulu ni anak :3 tuh cek comment sectionnya
http://catatansifaris.blogspot.co.id/2014/05/sharing-puisi.html
Would u like to teach me to write such poetries oh God this is such a beauty
Oh thanks for reading. Of course you can, just let your imagination wander, read a lot of books, and ta da! You can create your own poetries too ;)
Posting Komentar